Lembaga Amil Zakat Nasional SK. Menteri Agama RI No.410 Tahun 2004 Di Bawah Yys. Daarut Tauhiid , Pendiri & Pembina : KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)
Home » » Dialog di Radio Trijaya FM Palembang - 19 Maret 2012

Dialog di Radio Trijaya FM Palembang - 19 Maret 2012

Written By DPU DT Sumsel on Selasa, 20 Maret 2012 | 13.41

Sahabat, pada pertemuan kita kali ini saya ingin mengajak sahabat-sahabat untuk bersama-sama mendiskusikan tentang ‘hakekat musibah dan siklusnya’.


Pengertian Musibah
Musibah berasal dari bahasa Arab, yaitu shooba, yashiibu, mushiibatan (ู…ُุตِูŠุจَุฉًَ) yang berarti segala yang menimpa pada sesuatu baik berupa kesenangan maupun kesusahan.
Mushiibatan (ู…ُุตِูŠุจَุฉًَ), mengandung isim masdar, jadi arti sesungguhnya adalah “tertimpa”, dapat tertimpa hal yang buruk, ataupun tertimpa hal yang baik. Namun pada umumnya kita hanya menganggap musibah adalah “tertimpa hal yang buruk saja”.

Dalam bahasa Indonesia pun terjadi pengurangan arti kata “musibah”, yang membuat maknanya hanya tertimpa hal yang buruk saja. Berikut ini adalah arti kata “musibah” dalam dua kamus bahasa Indonesia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan Balai Pustaka, musibah diartikan:
1. kejadian (peristiwa) menyedihkan yg menimpa: dia mendapat -- yg beruntun, setelah ibunya meninggal, dia
sendiri sakit sehingga harus dirawat di rumah sakit;
2. malapetaka; bencana: -- banjir itu datang dengan tiba-tiba.

Begitu pula menurut buku Kamus Lengkap Bahasa Indonesia yang disusun oleh Budiono MA, penerbit Karya Agung Surabaya, Musibah adalah celaka, bencana, malapetaka,

Sahabat, musibah adalah sebuah pandangan/kesimpulan/justifikasi kita akan sebuah peristiwa. Jika dalam peristiwa tersebut ternyata hasilnya/ukurannya diluar keinginan kita maka kita anggap itu adalah musibah, menurut kita.

Mari perhatikan beberapa ayat berikut ini:
1.  1. Sesungguhnya Karena Kasih dan Sayang Allah lah maka kita mendapatkan setiap kondisi yang kita alami karena Allah sesungguhnya memberikan ujian kepada kita sampai sejauh mana kita bisa mengimani bahwa segala sesuatu adalah atas skenario Allah
Mari  Kita simak Q.S. Al-‘Ankabut: 2-3
(2) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
(3) Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

2.    2. Sesungguhnya apapun yang kita alami adalah sebagai  bahan tafakkur  saya bahwa Allah 
          Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Dan setiap kejadian adalah atas izinnya.

 Mari kita Simak QS. At Taghaabun: 11
          Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan   
          barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada  
          hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Juga Mari Kita simak QS. AlBaqarah: 255
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

[161]. Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.

Simak juga QS. Yunus : 100
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Begitu juga dengan QS. Ali Imran: 145
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
3.         
              3. Tentunya apa yang kita alami sebagai evaluasi bahwa ini adalah hasil dari perbuatan kita  sendiri. Boleh jadi karena pada akhir-akhir ini kehidupan kita belum seimbang (kurang tawazzun antara fisik dan raga)

          Mari Simak QS. Asy Syuura: 30
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
Sahabat, seharusnya apapun yang terjadi pada diri kita, kita wajib bersyukur. Karena belum tentu yang terjadi pada diri kita terjadi pada orang lain. Karena kita adalah orang yang terpilih oleh Allah untuk melalui lintasan tersebut,

Berikut siklus musibah yang saya pahami:


Sahabat, dari siklus musibah yang saya gambarkan diatas, terlihat sesungguhnya setiap kejadian yang terjadi pada diri kita adalah atas izin dari Allah. Boleh jadi akan menjadi nikmat ataupun menjadi musibah tergantung dari cara pandang/persepsi kita.

Persepsi kita ini setidaknya ditentukan oleh tiga faktor;
a. faktor keilmuan, yaitu sejauh mana kita telah belajar dan mengalami pembelajaran dari semua sumber pengetahuan baik secara formal maupun informal tentang bagaimana hidup dan kehidupan ini.
b. faktor ketaqwaan, yaitu senantiasa mengerjakan semua perintah Allah dan menjauhi semua laranganNYA. Sesungguhnya ada penegasan dalam hal ini yaitu mari kita lakukan ketakwaan ini dengan mendahulukan yang wajib. karena sesungguhnya 'apa-apa yang wajib' itu adalah akar dari yang sunnah.
c. Beramal Sholeh, karena sesungguhnya untuk merubah persepsi perlu aksi dan aksi sebenarnya adalah segala sesuatu yang kita lakukan untuk dan hanya bagi ALLAH saja.


jika dari ketiga faktor tersebut dapat kita terapkan secara menyeluruh, maka Insya'Allah jika musibah yang berkonotasi negatif kita dapatkan, maka secara otomatis akan menjadi nikmat yang kita rasakan karena kita akan secara spontan mendapatkan hikmah dari setiap kejadian yang kita hadapi (semua datang dari Allah, dan hanya kepada Allah kita berserah diri).


Sahabat, demikianlah -hakekat musibah, adalah bukan musibah. Semua yang terjadi pada diri kita adalah karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Marilah kita perbanyak syukur atas apa yang terjadi pada diri kita, karena sesungguhnya dibalik semua kejadian tersebut ada hikmah. 

Sebagai catatan khusus, Adalah sebuah musibah yang amat besar jika kita kehilangan iman, jika kita tidak beriman, jika kita tidak bertaqwa dan pada akhirnya pun kita tidak akan meninggalkan amal sholeh dalam hidup ini.

Sebagai  penutup tulisan mari kita simak
Q.S.Muhammad: 36
Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.

Semoga tulisan ini bermanfaat. Barakallah

Share this article :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Kantor :
Copyright © 2013. DPU Daarut Tauhiid Palembang - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger